Sulit,maleolovers.blogspot.com - Nilai budaya dan kearifan lokal menjadi kunci keberhasilan untuk mempertahankan tali persaudaraan seperti Torang Samua Basudara, Torang Samua Ciptaan Tuhan, dalam menjaga kondusivitas lingkungan dan masyarakat ditenga di Provinsi Sulawesi Utara dan kususnya Kota Manado adalah Ibu Kota Provinsi kehidupan tali persaudaraan yang erat, berbeda - beda tapi satu dalam Bingkai NKRI.
“Sejak dahulu, Kota Manado tetap aman dan kondusif,karena sudah kawin kawin, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) situasi saat sekarang dengan berkedudukan di 15 kab/kota, beragam baik dari segi budaya dan agama. Itu sebetulnya menjadi kekuatan kita, selain nilai-nilai budaya asli yang terus kita jaga dan lestarikan kepada generasi penerus bangsa,” papar Yance Sumerah aktifis sosial.
Hendro Manongko Ketua Maleo Lovers Tomohon kepada media Center, di situasi saat ini sering terjadi memutar balikan nilai budaya, Kearifan lokal yang selama ini menjadi firal di media sosial, kekuatan dalam menyebarkan konten - konten merugikan, dan tentu kita harus mencega secara fakta caci maki di buatkan lagu - lagu bahkan ironisnya lagi beberapa anak mudah disabilitas di firalkan lewat youtube dengan ada kata - kata caci maki (MOMAKE) , mari kita gali potensi karena mempunyai suara yang baik dan harapan brenti jo MOMAKE, jelas Manongko.
Di selah diskusi ada anggota grup berkomentar,"Momake So mendarah daging di manado...Kayaknya butuh wkt Lamaa mo kse ilang".Jawaban Pharno Kadir selalu Pimpinan Pusat MWMLS, "ucapan adalah DOA.hanya perlu niat dan usaha .tidak ada yang tidak mungkin.bersama kita pasti bisa.dan di aminkan oleh teman - teman penrus Maleo Lovers.
Kekuatan kearifan lokal,adat dan budaya yang sudah di turunkan sejak zaman dahulu yang seperti Mapalus - Minahasa sumber Andro Rundungan, Gotong royong - Mododuluan - Mongondow, sumber Toan Tongkasi, gotong royang dalam bahasa sanger adalah ,sukarela / mepaluse)/ kasasembau su pemamonara, sumber Jemi Daremo dan Marcel T,gotong royong - bahasa Gorontalo gotong royong.MOHELUMA /A"AMBUAA MOKARAJA.,sumber Pharno Kadir,gotong royong bahasa Talaud .,..
Dalam diskusi Perkumpulan Maesa'an Waya Maleo Lovers Sulut, forum kerafifan lokal, umat 12 maret, tentang adat dan budaya Roy Kaehes Ketua Maleo Lovers Bitung melemparkan pendapat dan pandangan "Ijin pimpinan 🙏
Siap salah , ini anak Indra dungio ini adalah penyandang disabilitas ,( cacat mental ) sejak dari kandungan ibu , dan yg ada di benak dan pikiran serta naluri nya itu hanya ucapan momake ,menurut kami pribadi ya,yg perlu diingatkan.adalah mereka yg mem firalkan itu , bukan nya Indra yg di tekan , karena anak ini penyandang disabilitas ( cacat mental ) kemudian dari pada itu ,untuk memberantas sifat oknum yg suka momake itu adalah tugas para rohaniawan ,bukan Torang ,coba orang laeng yg Torang nyanda kenal Kong bamomake dimuka Torang antara dorang Deng dorang kong Torang mutegur ,apalagi dia so setengah mabo , sopasti mobakalae itu , karena dari fakta yg ada di.antara kita ,bahwa ada salasatu suku yg saat mobacirita biar bacirita bagus mar ja taiko Deng momake lagi , jadi menurut qta ,tidak perlu Torang moba span. Kong mu larang orang momake , itu adalah tugas rohaniawan , karena bagi Torang orang Kristen ,itu ada di Kitap suci ,dilarang mengeluarkan kata kata kotor ,seperti momake , dan. Itu adalah tugas dari rohaniawan ,bukan torang maleo lovers , qta kira Torang pe tugas bukan disitu ,
Ijin.siap salah pimpinan ,ini cuman koreksi saja", ungkap Roy.
"Alot diskusi terkait kearifan lokal, baik di tempat Manado sekretariat maupun lewat grup WhatsApp, mengingat situasi pandemi covid - 19 maka jaga kerumunan,dengan harapan tingkatkan potensi,tujuan harus tangguh dan mempertahankan tali persaudaraan demi mengantisipasi kibat distrotsi nilai-nilai budaya dalam kebebasan bermedia sosial ,nilai-nilai kearifan tetap tterjaga dalam aktifitas yang efektif, mendapat tempat dan kita belajar dari pengalaman,untuk membangun dan membangun dengan nilai-nilai kearifan lokal".
Deki Pesik Ketua Satu MWMLS,Kini keakraban antar umat di kota Manado dan Provinsi Sulut harus tetap terjaga, karena kita mengedapankan budaya kearifan lokal. “Contoh paling mudah, ketika ada acara, doa yang dibaca itu secara Islam, Kristen dan Katholik. Jadi ini benar-benar terjaga,” tandasnya.
Di tempat yang sama Vallen Masengi Sekertaris 1,tentu kita berkeinginan Kota Manado menjadi Kota Metropolitan, Kota Wisata yang sudah banyak di kunjungi turis asing maupun turis lokal, tentu semua akan terwujud, Pembangunan Masyarakat Adat dalam keragaman, menuju kota yang inklusif dan toleran, jadi mari torang lakukan kegiatan yang positif, Berinspirasi, Kreatif, serta menjadi Mandiri"tutur VC Masengi.
Zusanny Sodanding enambahkan,kegiatan mempertahankan tali persaudaraan, meningkatkan kearifan lokal, pencegahan kebiasaan yang merugikan generasi bangsa dan melestarikan budaya arif
tersebut bertujuan untuk, membangun keperdulian akan kota yang inklusif dan toleran, Perkumpulan Maesa'an Waya Maleo Lovers Sulut (MWMLS) sebagai Mitra Pemerintah ,perbedaan pandangandan latar belakang sosial ekonomi, etnis, agama, tingkat pendidikan dan sebagainya. Kita berharap, dengan mempertemukan berbagai wacana dan pengalaman ini, dapat menjadi bekal dalam upaya membangun kota yang inklusif dan toleran, jelasnya.
"Melestarikan budaya lokal harus dilakukan oleh generasi muda sebagai warisan kekayaan bangsa," kata Leri Sondak Maleo Lovers Minahasa
Menurut dia, pelestarian budaya lokal merupakan bagian dari penyelemataan kekayaan bangsa yang mulai kurang diminati akibat zaman yang terus maju dan berkembang.
"Sangat disayangkan kalau kekayaan bangsa ini harus punah akibat kurangnya kepedulian kita menjaganya, apalagi budaya lokal yang dimiliki merupakan simbol bagi daerah itu," kata Leri.
Dia menyebutkan, semua lapisan masyarakat harus bangga menjadi anak bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan budaya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kekayaan budaya lokal masing-masing suku di daerah Kota Manado, Sulut dan Negara Indonesia tidak dimiliki bangsa lain.
Ketua Umum Perkumpulan Maesa'an Waya Maleo Lovers Yance Sumerah menghimbau dan berharap kita jajaran sebagai pelopor kamtibmas atau pelopor perdamaian mengajak generasi mudah harus kreatif dan berinovasi.
"Kedudukan Provinsi Sulut, masing-masing daerah d memiliki budaya lokal yang cukup bagus dan menjadi perhatian dunia, serta mampu memberikan konstribusi terhadap daerah itu bila dijaga dan dilestarikan dengan baik," ujarnya.
Dikatakan, jajaran Maleo Lovers harus jadi mitra pemerintah,mampu membantu dalam pengentasan peramasalah sosial, mampu membantu menggali potensi demi mengsejahtrakan masyarakat, akan berusaha maksimal mengembangkan budaya lokal sebagai warisan dari pendahulu yang nantinya dapat dijadikan ciri khusus atau ikon bagi daerah yang kita cintai.katanya.(tim/***)